26 Maret 2009

Effective, Efficient, & Economic (Can You Have Them All?)

Dulu waktu kuliah gw sempet baca suatu artikel mengenai segitiga suci dari suatu produk. Mengapa disebut segitiga suci? Karena di setiap produk, entah apapun itu, selalu mengandung 3 faktor utama yaitu efektivitas, efisiensi, dan harga. Efektivitas berhubungan langsung dengan kinerja suatu produk yang dinilai secara kualitatif, sedangkan efisiensi berhubungan langsung dengan kinerja kuantitatif suatu produk. Harga tidak perlu dijelaskan lagi karena semua orang sudah mengetahui hal ini (hanya ada pilihan pas, kemurahan, atau kemahalan). Konon waktu kuliah dulu, disebut2 bahwa dari 3 faktor ini hanya maksimal 2 saja yang bisa dipenuhi dalam waktu yang bersamaan. Dan memang selama yg gw alami dari dulu sampai sekarang, rata2 hanya 2 faktor yang terpenuhi (bahkan kadang2 bisa tidak terpenuhi satupun sama sekali).

Kita mulai saja dengan contoh yang sederhana. Karena gw kuliah dulu di jurusan IT, maka gw ambil kasus yang berhubungan juga. Katakanlah komputer. Mungkin nilai utama komputer adalah dari efisiensinya yaitu yang berhubungan dengan kecepatan proses. Sedangkan efektivitasnya dinilai bisa dari ketahanannya (durability) dan kemampuan untuk memproses data tanpa ada kesalahan. Biasanya komputer yang cepat dan kuat, harganya pasti mahal. Komputer yang murah dan cepat, biasanya tidak tahan lama. Atau bahkan di jaman krisis begini (di mana barang2 yang dijual tidak melalui jaminan mutu yang baik), bisa saja kita beli komputer murah tapi lambat dan gampang rusak (hanya 1 faktor yang terpenuhi).

Nah, ada satu hal yang unik yang berhubungan dengan sumber daya manusia (SDM). Di SDM ini bahkan bisa terjadi hal yang terburuk. Bagaimana bisa terburuk? Coba bayangkan, bagaimana apabila karyawan di perusahaan Anda dengan kondisi seperti ini. Sudah kerjanya lambat & suka mogok kerja (efisiensi rendah), mengerjakan apa2 sering keliru (efektivitas rendah), dan permintaannya juga banyak maunya, entah itu gaji atau tunjangan ini-itu (biaya tinggi). Wah tidak bisa dibayangkan hal ini, dari 3 faktor tidak ada satupun yang terpenuhi. Meminjam istilah ditjen pajak, "apa kata dunia?".

Gw sendiri juga mengalami hal yang unik, yaitu dari 2 faktor yang terpenuhi namun seiring berjalannya waktu malah menurun menjadi 1 faktor saja yang terpenuhi. Hal ini berhubungan dengan salah satu proyek di kantor di mana kita ingin mengimplementasikan suatu sistem komputerisasi yang menghubungkan antara berbagai aspek dalam perusahaan dari akuntansi, keuangan, logistik, HRD, dan produksi menjadi suatu sistem online. Untuk membuat sistem ini kita outsource pengembangannya ke perusahaan IT lokal. Singkat kata, melalui negosiasi yang cukup panjang akhirnya tercapai kesepakatan harga yang menurut perusahaan sudah masuk akal (sebagai catatan bahwa harga kontrak adalah dalam US$, lucu juga padahal staf mereka semua orang lokal kok, oh well...) dengan jangka waktu pengerjaan maksimal 1 tahun. Di awal pengembangan terlihat bahwa kinerja mereka cukup baik dan cepat (berarti efisiensi dan harga tercapai, 2 faktor terpenuhi). Namun seiring berjalannya waktu, krisis ekonomi di pertengahan tahun 2008 (hingga saat posting ini ditulis) dan ditambah lagi kemungkinan adanya kesalahan manajemen di perusahaan tersebut, maka mulai terjadi keterlambatan2 sampai akhirnya proses development molor menjadi 1,5 tahun lebih. Ini berarti hanya tinggal 1 faktor yang masih terpenuhi yaitu harga (goodbye efisiensi, jangan mikir efektivitas dulu deh, soalnya masih jauh dari selesai). Kemudian yang tadinya dikatakan harga masuk akal tapi sekarang mulai menjadi kemahalan kalau kita lihat dari teori nilai waktu dari uang (time value of money) di mana kemunduran sekitar 1/2 tahun lebih itu bisa dikatakan sudah menggerus faktor harga. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap US dollar saat ini sudah mencapai 20% di atas nilai tukar saat kontrak ditandatangani. Belum lagi kalau misalnya perusahaannya gulung tikar, investasi selama ini bisa habis tidak ada nilai gunanya. Semoga badai krisis cepat berlalu deh.

25 Maret 2009

Gundam Model Kits

Hari ini gw mau iseng sedikit ngobrolin tentang hobi gw yang sempat terhenti (biasalah, because of work & family) yaitu model kit, terutama Gundam. Tepatnya gw memulai hobi ini dulu waktu liburan Natal 2006 kalo gak salah. Awalnya sih bermula gara2 nonton Gundam SEED Destiny (GSD). Pas waktu itu kebetulan ke Singapore dan di sana banyak dijual model kit yang jenisnya lumayan lengkap. Iseng2 gw beli model Force Impulse. Pertama gw kira bikinnya sesulit apa (udah ngebayangin yang namanya lem dan cat). Eh ternyata ngga susah2 amat, bahkan meskipun petunjuk pemasangannya dalam bahasa Jepang tapi gampang banget ikutinnya dan yang jelas nggak usah pake lem dan nggak perlu pake cat hasilnya juga udah lumayan bagus. Udah gitu gw bikin dalam waktu 3 jam ternyata udah selesai.

ZGMF-X10A Freedom Gundam

Langsung deh keesokan harinya langsung gw ngeborong sekitar 3 model lagi. Jadi akhirnya gw kerjain hampir semuanya di malam hari di hotel (sampe istri ngoceh2 gak bisa tidur karena suara ceklik2 waktu gunting2 parts-nya, guntingnya juga pinjem gunting kuku dia hahaha). Sepulangnya dari Singapore, langsung deh weekend berikutnya pergi ke Taman Anggrek beli clipper sama pinset yang memang didesain khusus untuk ngerakit model kit. Singkat kata dalam waktu beberapa bulan gw udah ngumpulin semua seri GSD sampe model terakhir. Nggak puas dengan model yang skalanya 1/100, gw mulai coba2 bikin yang skala 1/60. Setelah itu mulai deh beli yang Master Grade (grade yang biasa dijual umum adalah High Grade) yang plastiknya selain lebih bagus, detail dari modelnya juga lebih kompleks.

ZGMF-X20A Strike Freedom Gundam

Dari Master Grade akhirnya nggak tahan juga ngeliat tipe Perfect Grade (tipe dengan kualitas tertinggi dari jenis plastiknya, detailnya, sampai dengan semua sendi hingga jari2 pun bisa digerakkan dan bisa dibuat berpose dengan gaya sekeren yang kita mau). Yang jelas, kegilaan gw dengan model kit ini berlangsung sekitar setahun sampai2 lemari gw udah nggak muat lagi. Bahkan ada beberapa Gundam yang gw taruh di lemari buku istri gw hehehe BTW sekarang ini masih ada 3 model kit yang belum sempet gw rakit. Mungkin ntar kalo niat lagi baru gw lanjutin. Soalnya takut kalo begitu mulai satu pasti deh bakal beli lagi semuanya sampai komplit satu seri:P

Wing Gundam Zero Custom

20 Maret 2009

Caleg Kreatif

Halo semuanya, hari ini gw baru balik dari Sulawesi nih. Ada sedikit yang pengen gw share dari perjalanan ke sana. Tau dong minggu ini lagi semangat2nya para partai peserta Pemilu 2009 berkampanye sampe jalanan di mana2 pada macet. Nah waktu gw ngiter di kota Makassar sempet ngeliat beberapa iklan caleg yang lucu2. Dari yang pake slogan yang keren (sampe yang sumbang pun ada), gaya foto yang konyol, dan masih banyak usaha untuk menarik perhatian warga. Nah di posting kali ini gw masukkan 2 foto yang menurut gw lumayan menarik.

Ini Iklan Gak Ada Matinya:P

Yang pertama caleg dengan iklan US dollar. Berhubung namanya Dollar juga jadi iklannya juga dibuat dalam bentuk dollar. Yang kedua adalah caleg yang iklannya ditulis di tutup toples gula merah. Ini gw foto waktu gw makan kelapa muda. Jadi ceritanya toples ini dibagi2 ke ibu2 rumah tangga dengan harapan mereka bakal sering melihat fotonya jadi nantinya bakal nyoblos dia. Lumayan kreatif juga idenya yah hehehe

Toples Gula Merah Merk Caleg^^

14 Maret 2009

Exercise Plateau

Yo guys, hari ini gw mau sharing sedikit tentang exercise & fitness nih (akhir2 ini lagi semangat ngebahas topik yang menyangkut kesehatan nih hehehe). Seperti yang pernah gw tulis di posting sebelumnya bahwa dalam 2 bulan terakhir ini gw lagi getol2nya exercise & mengatur pola makan buat nurunin berat badan. Dan di posting tersebut (tertanggal 1 Maret 2009) BMI terakhir gw adalah 30,40 (posisi tertinggi gw sekitar 33,08). Nah minggu lalu BMI gw mandeg turunnya alias bertahan (kalau gak salah di sekitar 29,75) selama sekitar 5 hari. Gw pikir, nah lho kok berhenti di segitu? Padahal gw exercise bisa dibilang tetap sama baik frekuensi maupun intensitas. Selain itu makanan juga masih tetep dijaga. What's wrong then?

Lambat Tapi Pasti:)

Mulai deh awal minggu ini gw search Internet & browsing berbagai website tentang fitness & exercise. Ketemu satu keyword yaitu exercise plateau. Rupanya kalau kita sudah berolahraga dan sudah menjadi suatu rutinitas harian selama beberapa minggu atau beberapa bulan maka secara tidak langsung metabolisme tubuh kita juga sudah terbiasa dengan rutinitas ini. Jadi kalau kita ngerasa udah olahraga (selama bukan angkat beban yah) & makan berpola sehat tapi beratnya sama aja atau bisa malah naik mungkin kita sudah mencapai titik exercise plateau ini. Salah satu cara untuk mengantisipasinya adalah dengan sedikit mengacaukan rutinitas harian ini dengan alasan untuk membuat tubuh kita menebak2 pola olahraga & makan kita. Sebagai catatan bahwa selama 2 bulan terakhir ini gw olahraga selalu sama polanya (setiap hari cycling 2x @ 40 menit). Nah mulai awal minggu ini gw coba ubah menjadi 1x sehari (durasi tetap 40 menit) dan gw kombinasi dengan mulai angkat beban. Selain itu pola makan agak gw ubah, selama 3 hari nasi gw gak makan tapi daging gw tambah. Eh taunya di hari ke-3 berat gw mulai turun lagi dan kali ini cukup cepat, padahal olahraga gw kurangi tuh. Rencananya gw akan mix and match, mungkin seminggu ini gw olahraga 1x sehari dulu (sekalian biar ototnya sempet istirahat) lalu minggu depan mulai 2x sehari lagi. Begitu juga makannya gw mau ganti2 porsi karbohidrat & proteinnya. BTW seperti yang bisa diliat di screenshot di atas bahwa grafik BMI gw sempet mandeg bentar abis itu turun lagi:)

09 Maret 2009

Macro @ Long Weekend

Halo halo semuanya. Lumayan nih hari ini rada santai, berhubung long weekend (dan lagi niat) gw gunakan kesempatan ini untuk hunting serangga di taman buat foto makro (sekalian berlatih menggunakan extension tube). Awalnya sih mau foto yang simpel2 aja kayak tanaman. Tapi ngeliat semut yang berkeliaran di pohon pisang jadi penasaran juga & keliatannya lebih menantang daripada foto bunga yang nggak bergerak. Tapi yang bikin kesel adalah cahayanya yang kurang, soalnya posisi di mana para semut ngumpul itu rada tertutup oleh daun pisang. Gelap deh jadinya, mau pake flash juga nanti malah jadi harsh banget cahayanya. Akhirnya setelah beberapa kali foto gw balik ke rumah, bete dengan hasil yang either gelap atau blur. Di dalem rumah gw liat piring bekas sarapan tadi pagi yang masih lengkap dengan remah2 roti & coklat. Selain itu terlihat beberapa lalat berterbangan di luar. Hmmm, you know what I was thinking, right?

1/4s, f/5.6, ISO 200

Gw taburin remah2 roti & 1 butir coklat ke meja di luar. Pasang tripod, bidik ke arah umpan, setel kamera, & tongkrongin (harap2 ada lalat yang mendarat, tinggal dijepret deh). Setelah beberapa menit (sambil berusaha menggiring lalat2 ke arah umpan), akhirnya ada seekor yang mendarat. Pake acara malu2 pula nggak mau langsung sikat tuh coklat (mungkin sadar ada paparazzi yang mengintai kali yah). Anyway, tanpa menyia2kan kesempatan gw jepret sebanyak2nya tuh lalat, soalnya setiap kali jepret suka gerak2 melulu sih. Dan setelah beberapa menit, nempel juga tuh lalat di atas coklat yang ukurannya hampir sama dengan badannya. Wah seru juga yah makan coklat segede badan, gw juga mau deh:P Anyway, today hunting is very satisfying. Akhirnya gw bisa punya hasil foto makro sendiri yang cukup jelas kualitas gambarnya:)

Lalat Makan Coklat Segede Badannya (0.7s, f/8, ISO 200)

07 Maret 2009

Spaghetti a la Yudha

Nggak kerasa udah seminggu semenjak terakhir posting nih. Kali ini gw mau post mengenai masakan gw. Tadinya sih gw pengen masak spaghetti aglio e olio, tapi akhirnya rada nyimpang soalnya nambah daging segala:) Rasanya sih yah lumayanlah menurut gw (bini gw juga bilang enak sih, ngga tau tulus apa kaga hahaha). Spaghettinya gw pake San Remo yang wholemeal (mungkin kalo pake yang biasa akan lebih enak). Minyak gw pake Bertolli Extra Virgin Olive Oil. Buat bumbu dasarnya gw pake bawang merah, bawang putih, bawang bombay & cabe rawit. Abis itu isinya gw pake dada ayam kampung yang sudah direbus, brokoli, tomat, jamur Champignon, & kacang polong. Terakhir gw masukin juga sedikit daun ketumbar (udah menyimpang dari Itali deh hahaha). Garam & lada secukupnya. Gw sih tadi udah pake 2 sendok teh garam masih ngga gitu asin sih. Anyway, enjoy the pic:)

Gimana? Apakah Bikin Ngiler?^^

01 Maret 2009

Tips Pola Makan & Olahraga

Yo guys, hari ini gw pengen share sedikit tentang cara gw nurunin berat badan soalnya ada beberapa temen yang nanya gimana cara yang cepet tapi tetep natural. Jadi daripada gw berbusa2 ngulangin ke setiap orang yang nanya yah mendingan gw share ini di Facebook, biar temen2 laen yang berminat juga bisa sekalian baca.

Anyway, let's get started shall we? Oh ya, sebagai contohnya yah gw pake kasus gw sendiri (ketauan deh aib2 gw, tapi gak papalah, buat nolong temen ini). Konon (saelahh...), sejarah berat badan gw kira2 sbb: SMA (75-80 kg), kuliah tahun 1-3 (80-85 kg), kuliah tahun 4-6 (85-90 kg), lulus kuliah sampe sekitar Desember 2008 (95-99 kg, average 97-98 kg). Saat artikel ini ditulis (1 Maret 2009) berat gw 91 kg. Gw mulai atur pola makan & olahraga teratur 1 Januari 2009 sebagai new year resolution (berarti dalam 2 bulan turun 7-8 kg atau sekitar hampir 1 kg per minggu) & gw gak ikut program diet yang super ketat.

Yang bikin gw termotivasi untuk nurunin berat badan adalah salah satu direksi di kantor gw. Beliau ini udah umur 55 tahun tapi masih mampu lari setiap harinya total 6 km, bisa push up 100 kali lebih, bisa naik tangga 20 lantai, dan semua itu dilakukan tanpa ngos2an. Gw dulu sempet diajak olahraga sama dia rasanya bener2 mau mati.

Ada 3 hal yang gw perhatiin yaitu Body Mass Index (BMI), Basal Metabolic Rate (BMR), & Body Fat Percentage (BFP).

BMI adalah teknik statistik untuk menghitung rasio antara tinggi dan berat badan seseorang. Rumusnya ngga susah kok, cukup dengan menghitung berat (kg) dibagi dengan tinggi (cm) kuadrat. Jadi misalnya kalo kasus gw berarti 99 / (1,73 x 1,73) = 33,08. Tabel sederhana BMI adalah:
- Kurus banget: di bawah 16,5
- Kurus: 16,5 - 18,4
- Normal: 18,5 - 24,9
- Gemuk: 25 - 29,9
- Obesitas Kelas I: 30 - 34,9
- Obesitas Kelas II: 35 - 39,9
- Obesitas Kelas III: di atas 40

Jadi kalau dilihat dengan tabel itu gw dulu termasuk Obesitas Kelas I. Makanya gw gampang banget sakit, jalan sedikit udah capek, konsentrasi rada susah (apalagi setelah lunch, ngantuk mulu bawaannya).

Berikutnya adalah BMR. BMR ini adalah jumlah energi dalam sehari (dalam kalori) yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk bertahan hidup dalam lingkungan bertemperatur sedang dan tubuh dalam keadaan idle (anggep aja energi yang dibutuhkan oleh orang yang lagi koma). BMR ini hitungannya rada panjang, makanya gw kasih link ke BMR calculator aja di sini.

Dari perhitungan BMR di website tersebut kalo kasus gw maka BMR harian gw adalah 2.063 kalori per hari (dengan kebutuhan harian sekitar 2.475 kalori, dengan asumsi pekerjaan gw adalah desk job dan hampir tidak ada olahraga). Kalau gw mau turunin 0,75 kg per minggu maka gw hanya boleh makan 1.650 kalori per hari (bisa pingsan gw kalo langsung diet begini).

Terakhir adalah BFP yang merupakan prosentase jumlah lemak yang ada di dalam tubuh kita. Alasan gw pake BFP dikombinasi dengan BMI adalah karena BMI saja menurut gw bukan dasar yang valid karena kan bisa saja BMI antara orang yang tulangnya gede sama kecil pasti beda meskipun tinggi badannya sama. Untuk BFP ini harus diukur dengan alat khusus. Ada yang dengan teknik skinfold yaitu beberapa bagian badan kita dicubit untuk menghitung rata2 BFP.

Ada yang menggunakan teknik bioelectrical impedance yaitu badan kita dipasang 2 konduktor dan dialiri listrik arus lemah (ngga terasa kok) dan resistensi listrik akan dihitung untuk menentukan BFP. Gw ada beli timbangan yang menggunakan teknik ini (jadi di timbangannya ada 2 konduktor yang dihubungkan ke kaki waktu nimbang). Tabel BFP adalah sbb:
- Lemak dasar: cowo 2-5%, cewe 10-13%
- Atlit: cowo 6-13%, cewe 14-20%
- Fit: cowo 14-17%, cewe 21-24%
- Normal: cowo 18-25%, cewe 25-31%
- Gemuk: cowo > 26%, cewe > 31%

Oh ya, sebagai tambahan juga gw sempet tes darah waktu 3 bulan yang lalu dan yang perlu diperhatikan adalah kadar kolesterol gw 230 mg/dl, triglycerides hampir 200 mg/dl, LDL 150an mg/dl, HDL cuma 40 mg/dl. Pokoknya ancur berat deh, kacau beliau lemak darah gw.

Akhirnya pada tanggal 1 Januari 2009 gw bertekad turunin berat badan dengan olahraga dan pola makan yang teratur. Target gw adalah kalau bisa di akhir tahun 2009 berat gw turun dari 98 kg ke 85 kg (atau sekitar 1 kg sebulan, masuk akal dong?). Kebetulan di rumah ada sepeda statis yang udah dibeli sejak 1/2 tahun lebih gak gw pake.

Pertama kali gw mulai dengan resistensi paling rendah dan mulai dengan 15 menit. Terus terang, dalam 15 menit itu distance yang gw tempuh cuma 2,5 km dan kalori yang dibakar cuma 50an. Itupun gw udah ngos2an setengah mampus, rasanya mau mati deh. Tapi cuek deh, masak udah tekad tapi baru beberapa hari udah nyerah? Gw paksa setiap hari 15 menit. At the end of 1st week, gw udah bisa selesaikan 15 menit itu tanpa ngos2an. Setelah itu setiap beberapa hari gw tambah waktunya 5 menit sehingga pada minggu ke-2 gw udah bisa selesaikan 30 menit tanpa ngos2an.

Berikutnya adalah gw mulai pakai program fat burn yang ada di komputer sepeda itu dan menggunakan chest strap untuk menghitung heart beat per menitnya. Sebagai tambahan, cara hitung heart beat maksimal kita adalah 220 dikurangi umur kita (di kasus gw berarti 220 - 33 = 187 bpm). Nah dalam program fat burn ini dianjurkan agar heart beat kita di sekitar 60-70% maksimum (rata2 65%) atau di kasus gw adalah di sekitar 122 bpm. Pertama kali mengikuti program fat burn ini gw juga serasa mau tewas tapi setelah seminggu gw udah mulai terbiasa juga. Setelah terbiasa, di awal bulan ke-2 gw tambah frekuensinya menjadi 2x sehari. Dan akhirnya sampai dengan hari ini gw rutin exercise fat burn selama 40 menit, 2x sehari (pagi sebelum ngantor & sore sepulang kantor), jadi totalnya 80 menit per hari atau 9 jam lebih per minggu. Selain itu, sekarang gw dalam 40 menit udah bisa menempuh sekitar 18 km & kalori yang terbakar sekitar 225. Kalau sehari 2x exercise berarti gw udah burn sekitar 450 kalori.

Nah semua yang di atas itu adalah pola exercise gw, sekarang kita balik ke pola makan. Dengan menggunakan kalkulator BMR dan tingkat aktivitas moderate, kebutuhan kalori harian gw adalah 2.200 (bandingkan dengan kalau sebelumnya tidak exercise yaitu hanya 1.650 kalori). Jadi dengan demikian gw masih boleh makan 2.200 kalori setiap harinya. Cara ngukurnya gimana? Gw sih gak pake timbangan segala, tapi dengan cara kurangi makan nasi menjadi sekitar 2/3 dari porsi biasanya. Lauk pauk sih hampir nggak gw kurangi, tapi yg jelas lemak, kulit, & gorengan sebisa mungkin gw hindari.

Nanti lama kelamaan perut kita bisa menyesuaikan kok. Yang jelas sebelum makan, minum dulu segelas penuh air putih biar ngibulin perut agar ngga ngerasa terlalu lapar. Oh ya, sayur gw perbanyak karena kalori dari sayur ngga sebanyak daging. Selain itu juga kan bagus buat ngelengkapi kebutuhan fiber/serat.

Oh ya, kalau bisa sih frekuensi makan kita diperbanyak menjadi 5-6 kali sehari tapi makannya sedikit2. Teori di balik ini adalah kalau makan 3 kali sehari perut kita banyak idlenya. Jadi porsi sehari kita bagi menjadi 5-6 kali supaya perut ngga idle, jadi metabolisme lebih bagus & energi yang kepake lebih efisien.

Nah, setelah 2 bulan persis gw mengikuti pola tersebut di atas BMI gw udah turun dari yang tadinya 33,08 menjadi 30,40 (masih obese tapi udah mendekati overweight, udah on track lah pokoknya). BFP gw saat ini 26,6% (semoga di akhir bulan depan udah bisa 25%). Yang paling penting adalah disiplin ama niat aja. Tapi kalo di kasus gw sih saat ini gw udah ngerasa jauh lebih enteng kalo jalan, konsentrasi lebih bagus, ngga ngerasa lemes atau ngantuk di siang hari. Sekarang ini kalo jalan dari kantor satu ke kantor lainnya (yang kalau ditotal jalan kaki naik turun tangga 8 tingkat) udah nggak ngos2an lagi. Oh ya, gw olahraga selama ini hanya menggunakan sepeda statis karena kalau lari lutut gw ngga kuat (bayangin aja badan seberat 90an kg ditopang oleh lutut, lama2 bisa retak kali tuh lutut). Mungkin nanti kalau berat gw udah 85 kg baru gw bakal mulai start lari.

BTW tes darah gw yang terakhir (20 Februari 2009) menunjukkan kadar kolesterol gw turun ke 153 mg/dl, triglycerides turun juga ke 112 mg/dl, LDL turun jadi 87 mg/dl, HDL naik jadi 52 mg/dl. Semua sudah kembali ke nilai rujukan normal, bahkan HDL (kolesterol baik) ada di posisi yang agak tinggi.

Semoga tips ini bermanfaat bagi temen2 yang mau nurunin berat badan. BTW ini murni dari pengalaman gw dengan modal baca artikel2 di Internet. Jadi kalau ada yang pake nutritionist & caranya beda sama cara gw yah harap maklum deh:) Anyway, thanks for reading this and good luck.