26 Maret 2009

Effective, Efficient, & Economic (Can You Have Them All?)

Dulu waktu kuliah gw sempet baca suatu artikel mengenai segitiga suci dari suatu produk. Mengapa disebut segitiga suci? Karena di setiap produk, entah apapun itu, selalu mengandung 3 faktor utama yaitu efektivitas, efisiensi, dan harga. Efektivitas berhubungan langsung dengan kinerja suatu produk yang dinilai secara kualitatif, sedangkan efisiensi berhubungan langsung dengan kinerja kuantitatif suatu produk. Harga tidak perlu dijelaskan lagi karena semua orang sudah mengetahui hal ini (hanya ada pilihan pas, kemurahan, atau kemahalan). Konon waktu kuliah dulu, disebut2 bahwa dari 3 faktor ini hanya maksimal 2 saja yang bisa dipenuhi dalam waktu yang bersamaan. Dan memang selama yg gw alami dari dulu sampai sekarang, rata2 hanya 2 faktor yang terpenuhi (bahkan kadang2 bisa tidak terpenuhi satupun sama sekali).

Kita mulai saja dengan contoh yang sederhana. Karena gw kuliah dulu di jurusan IT, maka gw ambil kasus yang berhubungan juga. Katakanlah komputer. Mungkin nilai utama komputer adalah dari efisiensinya yaitu yang berhubungan dengan kecepatan proses. Sedangkan efektivitasnya dinilai bisa dari ketahanannya (durability) dan kemampuan untuk memproses data tanpa ada kesalahan. Biasanya komputer yang cepat dan kuat, harganya pasti mahal. Komputer yang murah dan cepat, biasanya tidak tahan lama. Atau bahkan di jaman krisis begini (di mana barang2 yang dijual tidak melalui jaminan mutu yang baik), bisa saja kita beli komputer murah tapi lambat dan gampang rusak (hanya 1 faktor yang terpenuhi).

Nah, ada satu hal yang unik yang berhubungan dengan sumber daya manusia (SDM). Di SDM ini bahkan bisa terjadi hal yang terburuk. Bagaimana bisa terburuk? Coba bayangkan, bagaimana apabila karyawan di perusahaan Anda dengan kondisi seperti ini. Sudah kerjanya lambat & suka mogok kerja (efisiensi rendah), mengerjakan apa2 sering keliru (efektivitas rendah), dan permintaannya juga banyak maunya, entah itu gaji atau tunjangan ini-itu (biaya tinggi). Wah tidak bisa dibayangkan hal ini, dari 3 faktor tidak ada satupun yang terpenuhi. Meminjam istilah ditjen pajak, "apa kata dunia?".

Gw sendiri juga mengalami hal yang unik, yaitu dari 2 faktor yang terpenuhi namun seiring berjalannya waktu malah menurun menjadi 1 faktor saja yang terpenuhi. Hal ini berhubungan dengan salah satu proyek di kantor di mana kita ingin mengimplementasikan suatu sistem komputerisasi yang menghubungkan antara berbagai aspek dalam perusahaan dari akuntansi, keuangan, logistik, HRD, dan produksi menjadi suatu sistem online. Untuk membuat sistem ini kita outsource pengembangannya ke perusahaan IT lokal. Singkat kata, melalui negosiasi yang cukup panjang akhirnya tercapai kesepakatan harga yang menurut perusahaan sudah masuk akal (sebagai catatan bahwa harga kontrak adalah dalam US$, lucu juga padahal staf mereka semua orang lokal kok, oh well...) dengan jangka waktu pengerjaan maksimal 1 tahun. Di awal pengembangan terlihat bahwa kinerja mereka cukup baik dan cepat (berarti efisiensi dan harga tercapai, 2 faktor terpenuhi). Namun seiring berjalannya waktu, krisis ekonomi di pertengahan tahun 2008 (hingga saat posting ini ditulis) dan ditambah lagi kemungkinan adanya kesalahan manajemen di perusahaan tersebut, maka mulai terjadi keterlambatan2 sampai akhirnya proses development molor menjadi 1,5 tahun lebih. Ini berarti hanya tinggal 1 faktor yang masih terpenuhi yaitu harga (goodbye efisiensi, jangan mikir efektivitas dulu deh, soalnya masih jauh dari selesai). Kemudian yang tadinya dikatakan harga masuk akal tapi sekarang mulai menjadi kemahalan kalau kita lihat dari teori nilai waktu dari uang (time value of money) di mana kemunduran sekitar 1/2 tahun lebih itu bisa dikatakan sudah menggerus faktor harga. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap US dollar saat ini sudah mencapai 20% di atas nilai tukar saat kontrak ditandatangani. Belum lagi kalau misalnya perusahaannya gulung tikar, investasi selama ini bisa habis tidak ada nilai gunanya. Semoga badai krisis cepat berlalu deh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar