13 Mei 2009

Social Networking Services

Dulu ada Friendster, trus ada MySpace, sekarang ada Facebook, dan yang baru2 ini makin ngetop yaitu Twitter. Banyak yang bilang "Hari gini belon punya account Facebook, apa kata dunia?". Memang tidak bisa dipungkiri lagi yang namanya situs social networking sejak awal 2000an beranak-pinak. Gw sendiri mulai mencicipi yang namanya social networking site dari jaman eCircles di tahun 1998. Tapi sayang eCircles hanya bertahan sampai sekitar awal 2000an. Next is Friendster yg gw pertama kali pake sejak 2003 sampai sekarang (meskipun udah gak seaktif dulu lagi). Setelah itu baru deh ikutan main Facebook tahun 2007. Emang telat sih, soalnya Facebook yang dulu belum semenarik yang sekarang ini, lagipula dulu masih banyak temen yang belon ikutan Facebook. Kemaren ini barusan gw iseng2 baca omset Facebook yang mencapai USD300 juta lebih (lebih dari 3 triliun) dengan hanya bermodalkan karyawan sebanyak 700 orang. Memang tidak ditulis berapa keuntungan bersih yang diraup tapi kalau melihat jumlah karyawannya, yang sangat jauh dari kategori "padat karya", jelas angka ini termasuk luar biasa. Selain itu, Facebook sendiri saat ini memiliki lebih dari 150 juta account (sekitar 2/3 dari jumlah penduduk Indonesia). Memang Facebook belum memiliki basis pengguna sebanyak MySpace yang mengklaim telah memiliki lebih dari 200 juta account, namun mereka secara perlahan tapi pasti akan mengejar MySpace dalam hal perolehan jumlah account.

Pilih Yang Mana?

Yang mau gw bahas dalam posting kali ini adalah mengapa kok social networking services khususnya Facebook dapat meraih basis pengguna yang amat besar dalam waktu yang tidak lama. Kalau gw perhatikan selama ini maka kira2 alasannya mungkin sbb:
  1. Manusia merupakan makhluk individual sekaligus makhluk sosial. Kalau individualismenya lebih tinggi biasanya disebut introvert, kalau sosialnya lebih tinggi disebut extrovert. Namun, se-introvert2-nya seseorang pasti di dalam dirinya tetap ada sisi extrovertnya (kecuali orang autis mungkin lain soal). Bahkan ada beberapa kasus di mana seseorang yang dicap introvert oleh teman2nya, ternyata cukup "bawel" kalau berinteraksi melalui social networking service.
  2. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang memiliki keingintahuan yang tinggi (terbukti dari larisnya acara/tabloid gosip atau reality show). Kalau tidak ingin tahu apa2 mungkin otak kita tidak akan pernah berkembang dari sejak kecil hingga saat ini. Social networking services memungkinkan kita untuk ter-update dengan apa saja yang terjadi di sekeliling kita terutama teman2 kita.
  3. Manusia juga pada dasarnya ingin diperhatikan (kalau over ya jadi narsis hehehe). Terbukti dari fitur status dan comment atau testimonial yang banyak digunakan.
  4. Dengan social networking services kita dapat secara tidak langsung keep-in-touch dengan teman2 kita, meskipun tidak ketemu muka secara langsung.
Kalau di atas kita lihat alasan dilihat dari sisi manusianya, maka kalau secara produk itu sendiri ada beberapa faktor penentu antara lain:
  1. Gratis:
    Tidak bisa dipungkiri bahwa free-of-charge merupakan insentif terbesar dalam menentukan seseorang mau melirik suatu produk atau jasa. Namun apakah gratis saja cukup? Read on.
  2. Word-of-mouth:
    Promosi mulut ke mulut merupakan metode yang paling sering digunakan oleh produk2 semacam ini.
  3. Fitur inovatif:
    Kemampuan untuk men-tag foto dan me-link dengan account lain merupakan fitur yang inovatif. Fitur ini dikombinasikan dengan fitur suggest a friend membuat Facebook sangat versatile (belon nemu bahasa Indo yang cocok). Dari sini aja gw sendiri berhasil menemukan banyak teman SD maupun SMP yang sudah lost contact.
  4. User-friendly interface:
    Antarmuka yang mudah digunakan merupakan keharusan bagi produk jenis ini. Kalau kita mau upload foto saja cari tombolnya sudah setengah mati maka dijamin situs tersebut tidak akan tahan lama.
  5. Mudah diakses:
    MySpace, Facebook, maupun Twitter mudah diakses dari manapun juga, termasuk dari handphone atau BlackBerry. Saking mudahnya diakses sampai2 dicap sebagai aktivitas yang mengurangi tingkat produktivitas seseorang.

03 Mei 2009

Sample Screenplay

Halo guys, wah nggak kerasa udah memasuki bulan Mei nih. Mungkin bagi yang pernah ngebrowse blog ini di awal tahun masih inget kalo dulu gw pernah bikin screenplay. Nah sebetulnya scriptnya sendiri udah selesai dari akhir Januari yang lalu dan sudah didaftarkan hak ciptanya di bulan Februari. Tadinya sih pengen cari produser yang berminat untuk dijadiin film, tapi berhubung kerjaan kantor yang numpuk dan masih banyak hal yang lebih penting dari ini akhirnya gak kesampaian deh sampe sekarang. Dan gw pikir daripada tuh script ngga diapa2in, gw post aja di blog ini biar kalian yang berminat baca bisa liat2. BTW please feel free to comment on my first script. Bisa download di http://www.yudha.net/script.pdf